Skip to main content

PERAN KOHATI DALAM DINAMIKA KEPEREMPUANAN
Oleh
Riza Puspita Sari 
(Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan)

    Berilah aku seribu pemuda maka akan ku guncangkan dunia (Bung KArno). Dapat dipahami bersama bahwa peran pemuda sangat berpengaruh terhadap kemajuan bangsa terutama peran dari mahasiswa di Indonesia. Para mahasiswa milenial dituntut untuk dapat berpikir jangka panjang perihal masa depan bangsa. Sang pendidik bangsa  dituntut untuk dapat melahirkan generasi penerus bangsa yang bermartabat. Semua itu tidak terlepas dari peran perempuan.
   Perempuan adalah tiang negara, bila kaum perempuannya baik (berahlak karimah) maka negaranya baik dan bila perempuannya rusak (amoral) maka rusaklah negara itu (Syair Arab). Hal ini berkenaan sebagaimana peran yang dimiliki perempuan yaitu peran sebagai ibu, anak dan anggota masyarakat.
Perempuan sebagai seorang ibu berperan  sebagai madrasah awaliyah seorang anak dimana seorang ibu dituntut untuk dapat melaksanakan kewajibannya untuk mendidik anaknya. Perempuan berperan sebagai anak berati seorang anak perempuan dituntut untuk dapat melaksanakan kewajibannya sebagai seorang anak yaitu belajar dan patuh terhadap orangtuanya. Sedangkan peran perempuan sebagai anggota masyarakat berti bahwa perempuan memiliki andil yang sama dengan laki-laki baik di bidang perpolitikan, sosial budaya, dan lain sebagainya.
    Perempuan zaman sekarang tidak hanya mengurus diranah dosmetik saja melainkan bisa terjun di dunia publik. Bahkan dalam tatanan hukum di Indonesia telah menerapkan asas equality before the law yang mana memiliki arti bahwa adanya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan di mata hukum adalah sama.          Maka kesempatan seperti ini, seharusnya mendorong perempuan Indonesia semangat berkarir. Jangan biarkan budaya patriarki tetap melekat di Indonesia. Dan bias gender mengenai perempuan semakin menguat.
    Dapat ditarik kesimpulan bahwa begitu  berpengaruhnya perempuan terhadap berhasil atau tidaknya suatu negera itu. Namun kenyataannya banyak para perempuan yang bernasib malang. Karena perempuan dijadikan sebagai objek permainan kaum laki-laki. Banyak kasus muai dari pelecehan sampai kekerasan yang dialami perempuan. Meskipun pemerintah telah menangai kasus ini namun sampai saat ini permasalahan belum kunjung terselesaikan. Disinilah dibutuhkan peran mahasiswa terutama mahasiswi untuk ikut terjun di masyarakat.
2  Jumadil Akhir 1386 H bertepatan dengan tanggal 17 September 1966 M pada Kongres VIII di Solo, dan berkedudukan di tempat kedudukan HMI, Kohati pertama kali didirikan.  Jelaslah sudah 53 Tahun lamanya  Kohati bersinergi untuk negeri ini.
    Kohati (Korps HMI Wati)  merupakan Badan Khusus  HMI, sebagai wadah khusus para HMI-Wati untuk  mengaspirasikan, mengoptimalkan dan mengembangkan diri. Kohati yang berperan  membina, mengembangkan dan meningkatkan potensi HMI-Wati dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan. Serta mengingat perannya sebagai organisasi mahasiswi, Kohati berperan penting dalam mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT yang sesuai dengan mission HMI.
    Sesuai dengan tujuan Kohati "Terbinanya Muslimah Berkualitas Insan Cita" kiranya tak hanya sekedar frasa yang tinggi saja. Namun dibutuhkan usaha yang mana mampu mewujudkan tujuan Kohati itu sendiri. Tidak hanya sebatas  hafal  Pedoman Dasar Kohati, namun butuh implementasi kongkritnya.
   Lalu bagaimana langkah Kohati yang mampu berkontribusi untuk negeri secara kongkrit.?. Sebenarnya berkontribusi dapat dilakukan dengan cara yang sangat banyak seperti ikut serta menjadi relawan di plosok dan memberikan pendidikan secara cuma-cuma atau menyalurkan untuk kehidupan ekonomi masyarakat yang kurang mampu dan lain sebagainya. 
    Namun ini bukan cara yang urgent melihat maraknya kasus pelecehan seksual terhadap perempuan. Kohati harusnya  bisa menjadi tempat bersandar dan berkeluh-kesah masyarakat sekitar. Dengan hal yang demikian maka Kohati memiliki kepercayaan tinggi di masyarakat.  Nah bagaimana langkah awalnya?. Hal yang dapat dilakukan Kohati antara lain Kohati harus peka terhadap isu-isu keperempuanan. 
    Bisa dengan cara mengadakan seminar, workshop, diskusi atau bahkan melalui tulisan para Hmi-wati yang mana bisa menjadi inspirasi untuk para perempuan. Selain itu Kohati harus memiliki target  utama yaitu Kohati harus bisa menjadi keluh kesah perempuan disekitar. Bagaimana caranya?. Bisa dilakukan dengan Kohati membentuk suatu lembaga khusus atau forum konsultasi khusus para perempuan yang membutuhkan bantuan dalam ranah hukum maupun sekedar konsultasi.
    Hal semacam ini merupakan aksi nyata pergerakan Kohati demi terciptanya keadilan untuk kaum perempuan. Bagaimana konsep yang ditawarkan terkait lembaga khusus atau forum konsultasi khusus perempuan? Hal yang harus dilakukan oleh para Kohati yaitu Kohati harus menjadi sosok yang tangguh dan tidak terlepas dengan respinsif gender.              Para Hmi-wati harus memiliki bekal terlebih dahulu sebelum terjun di masyarakat, seperti Kohati harus bisa paham tata hukum di Indonesia, persidangan, menjadi mediator, dan lain sebagainya. Yang tentunya semua itu butuh proses pelatihan dan pendidikan yang intensif.
   Setelah kader Hmi-wati dirasa sudah mampu untuk terjun di masyarakat, barulah langkah yang dilakukan ialah memberikan advokasi ke masyarakat terkait fungsi dari lembaga khusus atau forum konsultasi khusus perempuan. Bisa dengan menyebarkan berita di koran, pamflet, buletin, atau tatap muka dengan masyarakat langsung.
    Selain itu untuk mempermudah pengaksesan lembaga khusus atau forum konsultasi khusus perempuan, bisa dibuatkan aplikasi atau web. Konsep web ataupun aplikasinya nanti para klien bisa mendapatkan informasi dinamika keperempuanan serta isu-isu atau kasus-kasus keperempuanan baik yang ditangani melalu advokat oleh Kohati atau yang lain. Disarankan dalam aplikasi atau website nya tersebut tertera kontak person yang dapat dihubungi ketika darurat ataupun untuk konsultasi private. Jadi para perempuan di Indonesia tidak terbatas jarak untuk bisa berkomunikasi langsung dengan lembaga khusus atau forum konsultasi khusus perempuan.
    Nah untuk mempermudah jalannya lembaga khusus atau forum konsultasi khusus perempuan ini tentunya dibutuhkan dukungan dipijak lain. Kohati bisa bekerjasama dengan Komnas perempuan untuk bisa mendapatkan bantuan anggaran supaya ketika masyarakat butuh bantuan tidak terhambat dengan biaya.

Comments

Popular posts from this blog

Latihan Kader 1 (Basic Training) HMI Cabang Salatiga Komisariat Karnoto Zarkasyi      Kamis-Minggu, 26-29 September 2019  HMI Komisariat Karnoto Zarkasyi telah mengadakan Latihan Kader 1 (LK1) bertempat di Pondok Pesantren BUQ Bener Tengaran Kab.Semarang. Kegiatan LK1 ini merupakan momentum Training bagi calon kader tingkat pertama HMI Komisariat Karnoto Zarkasyi, yang dilaksanakan enam bulan sekali dalam satu tahun. Acara ini dihadiri oleh keluarga besar HMI Cabang Salatiga dan HMI Komisariat selingkup Salatiga.      Peserta LK1 HMI Komisariat Karnoto Zarkasyi berjumlah 47 peserta dengan 34 peserta dinyatakan lulus, 2 dinyatakan lulus bersyarat dan 11 dinyatakan tidak lulus. Afif Munthalib selaku Ketua Umum HMI Komisariat Karnoto Zarkasyi mengaku senang dengan antusias peserta dalam melaksanakan training dan berharap training ini bisa menjadi salah satu ajang dalam rangka memajukan HMI Cabang Salatiga pada umumnya dan HMI Komisariat Karnot...
Pembentukan Forum Konsultasi Bantuan Hukum HMI (FKBHMI) Karnoto Zarkasyi Oleh Bidang Hukum dan HAM Law is a tool of social control (Hukum adalah alat untuk kontrol sosial)  Indonesia merupakan negara hukum sesuai Pasal 1 Ayat 3 Undang-Undang Dasar NRI tahun 1945, yang mana segala sesuatu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara diatur oleh hukum yang bersifat mengikat. Saat ini masih banyak kita temukan pelanggaran-pelanggaran Hukum yang mengorbankan Hak Asasi Manusia (HAM). Terutama masyarakat menengah ke bawah.    Ketimpangan keadilan bukan merupakan rahasia publik lagi. Berbagai bentuk politik praktis sangat memprihatikan. Maka dibutuhkan kepekaan dan kesadaran masyarakat untuk mengatasi permasalahan ini. Sesuai pepatah hukum "Salus papuli supreme lex (Kesejahteraan masyarakat adalah hukum yang tertinggi)".    Bidang Hukum dan HAM HMI Komisariat Karnoto Zarkasyi membentuk FKBHMI (Forum Konsultasi Bantuan Hukum) untuk menanggapi isu-isu se...
KAJIAN RESPONSIF GENDER  (Gender dan Konstruksi Sosial) Oleh Bidang Pemberdayaan Perempuan     Kondisi ketimpangan gender di Indonesia sungguh memprihatinkan. Begitu banyak aspek yang harus diketahui masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengatasi budaya patriarki. Oleh karena itu HMI Komisariat Karnoto Zarkasyi khususnya di bidang Pemberdayaan Perempuan (PP) telah melaksanakan kegiatan "Diskusi Responsif Gender (Gender dan Konstruksi Sosial)" yang dilaksanakan pada Hari Kamis, 29 Agustus Pukul 13.30 WIB, di Taman Kampus 2 IAIN Salatiga.     Kajian ini  dihadiri oleh pemateri Yunda Ifah Ulfi Hardiyanti, Kader HMI Komisariat Karnoto Zarkasyi dan Kader HMI Komisariat dilingkup Salatiga. Dengan besarnya semangat dari Bidang Pemberdayaan Perempuan sendiri dan juga antusias teman-teman, acara ini dapat berjalan dengan lancar.  Gender adalah bagaimana laki-laki dan  perempuan diposisikan dalam masyarakat. Gender sendiri m...